Senin, 21 November 2016

Review Implemetasi Fuzzy Neural Network pada Sistem Cerdas untuk Pendeteksian dan Penanganan Dini Penyakit Sapi

Dalam paper ini penulis mengembangkan bidang sistem cerdas dengan menggunakan metode Fuzzy Neural Network (FNN) yang menggabungkan keunggulan metode ANN dengan menggunakan input data yang lebih variatif serta hasil dari proses fuzzifikasi sehingga dapat digunakan sebagai input data berupa gelaja-gejala penyakit pada sapi yang lebih fleksibel atau bervariasi.  
            Permasalahannya adalah kesenjangan antara kebutuhan konsumsi dengan produksi daging sapi lokal terjadi setiap tahunnya, peternakan sapi potong nasional masih belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan daging yang terus meningkat, bahkan sapi lokal hanya dapat mensuplai kebutuhan daging nasional sebesar 49%. Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) tahun 2014 yang dicanangkan Pemerintah pada tahun 2010 guna meningkatkan lonjakan populasi sapi dalam negeri pun menghadapi beberapa tantangan antara lain penyakit dan terbatasnya jumlah doker hewan di daerah pedesaan. Sehubung dengan permasalahan tersebut dan sejalan dengan visi serta salah satu sasaran dari Direktorat Kesehatan Hewan, maka diperlukan adanya system cerdas yang mampu mendeteksi penyakit sapi berdasarkan gejala-gejalanya yang bervariasi sehingga dapat dilakukan penanganan dini terhadap sapi tersebut yang dapat mencegah penyebaran penyakit.
            Data input atau atribut yang digunakan meliputi ciri atau gejala dari penyakit sapi. Berdasarkan data yang nantinya telah didapatkan, hanya satu atribut yang bersifat numerical yaitu ‘Suhu Tubuh’ yang dapat dilakukan proses fuzzifikasi dan defuzzifikasi menjadi suatu kategori yang direpresentasikan kedalam suatu nilai untuk kemudian dilatih menggunakan ANN. Membership function untuk masing-masing fuzzy set atau variable fuzzy pada atribut ‘Suhu Tubuh’ tersebut yaitu ‘Rendah’, ‘Normal’, dan ‘Tinggi’.
            Arsitektur dari neural network atau jaringan saraf yang digunakan pada penelitian ini meliput 3 layer atau lapisan, 1 layer sebagai input layer, 1 layer sebagai hidden layer, dan 1 layer sebagai output layer. Jumlah node pada input layer terdiri atas 17 node sesuai dengan jumlah data input atau atribut yang digunakan.
            Penentuan jumlah node pada hidden layer harus dicari melalui trial and error berdasarkan hasil uji coba. Jumlah node yang akan digunakan adalah yang akan menghasilkan performa yang paling baik diantara keseluruhan uji coba yang dilakukan.
            Sistem ini menggunakan aturan jika keluaran atau output sistem baik satu atau lebih penyakit memiliki nilai lebih dari 50% maka akan ditampilkan dalam sistem karena hal ini menandakan bahwa probabilitas ternak sapi mengalami atau menderita penyakit tersebut adalah lebih dari 50% dan dapat dikatakan valid, sedangkan untuk satu atau lebih penyakit dengan nilai kurang dari 50% maka tidak akan ditampilkan dalam sistem karena hal ini menandakan bahwa probabilitas ternak sapi mengalami atau menderita penyakit tersebut kurang dari 50% dan dapat dikatakan kurang valid.
            Kemudian untuk melihat rekomendasi penanganan juga sebatas pada satu penyakit dengan nilai akurasi tertinggi yang kemungkinan sapi tersebut mengalami penyakit adalah sangat besar.
            Sistem ini berkontribusi untuk mendeteksi penyakit sapi sehingga peternak sapi dapat dengan mudah mengetahui kondisi sapinya apakah terjangkit suatu penyakit atau tidak, sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan atau penanganan dini yang dapat mencegah penyebaran penyakit.
            Kelebihan dari sistem ini adalah mampu mengeluarkan hasil yang valid karena telah mampu memprediksi dengan tepat keseluruhan penyakit sapi pada data testing data dengan tingkat kevalidan 100% serta rata-rata tingkat akurasi yang mencapai 96,37%

            Kekurangan dari sistem ini adalah hanya data yang memiliki nilai lebih dari 50% saja yang hanya ditampilkan pada sistem, sedangan data yang nilainya kurang dari 50% tidak ditampilkan dalam sistem, padahal walaupun data kurang dari 50% seharusnya ditampilkan dalam sistem sehingga para peternak dapat mengantisipasi penyakit yang akan menjangkit pada sapi. Rekomendasi penanganan ternak sapi juga hanya menampilkan satu penyakit dengan nilai akurasi tertinggi, jadi jika terdapat sapi yang terjangkit dua penyakit, hanya penanganan untuk penyakit yang nilai akurasinya tertinggi yang akan ditampilkan.