Minggu, 28 Desember 2014

Tulisan 1

KEBUDAYAAN
1. Pengertian Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan secara entimologi berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang kemudian diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan atau dapat pula diartikan sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya yang ada ini terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.


2. Contoh Kebudayaan
          Pada tugas Ilmu Sosial Dasar kali ini yang membahas tentang Kebudayaan, saya akan membahas tentang contoh kebudayaan yang berada di sekitar Wates, Kulon Progo. Wates adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya berada di Bendungan. Wates dalam bahasa Jawa berarti "batas". Seperti halnya daerah perkotaan di sisi pantai selatan perkembangan kota ini relatif kurang karena hampir tidak ada penggerak aktivitas ekonomi yang muncul. Sehingga hanya berperan sebagai pusat administrasi dari kabupaten Kulon Progo.
Jumlah penduduk kota Wates tahun 2001 adalah 45.436 jiwa. Luas wilayahnya 3.200,2 Ha, dengan kepadatan penduduknya 15 Jiwa / Ha. Berdasarkan kriteria BPS kota Wates dapat digolongkan kepada Kelas Kota Kecil, (kota dengan jumlah penduduk antara 20.000 sampai 100.0000 jiwa). Kantor kecamatan beralamat di Jl. Nagung-Toyan No.83, Bendungan, Wates, KP.


a.      Alat Musik Tradisional



Gamelan adalah ensembel musik yang biasanya menonjolkan metalofon, gambang, gendang, dan gong. Istilah gamelan merujuk pada instrumennya / alatnya, yang mana merupakan satu kesatuan utuh yang diwujudkan dan dibunyikan bersama. Kata Gamelan sendiri berasal dari bahasa Jawa gamel yang berarti memukul / menabuh, diikuti akhiran an yang menjadikannya kata benda. Orkes gamelan kebanyakan terdapat di pulau Jawa, Madura, Bali, dan Lombok di Indonesia dalam berbagai jenis ukuran dan bentuk ensembel. Di Bali dan Lombok saat ini, dan di Jawa lewat abad ke-18, istilah gong lebih dianggap sinonim dengan gamelan.






Rebab adalah jenis alat musik senar yang dinamakan demikian paling lambat dari abad ke-8 dan menyebar melalui jalur-jalur perdagangan Islam yang lebih banyak dari Afrika Utara,Timur Tengah, bagian dari Eropa, dan Timur Jauh. Beberapa varietas sering memiliki tangkai di bagian bawah agar rebab dapat bertumpu di tanah, dan dengan demikian disebut rebab tangkai di daerah tertentu, namun terdapat versi yang dipetik seperti kabuli rebab (kadang-kadang disebut sebagai robab atau rubab).



b.      Tarian Tradisional

Tarian Arjuna Wiwaha

Arjuna Wiwaha sendiri menceritakan kisah perjalanan Arjuna untuk berjuang menyelamatkan kakaknya yaitu Yudhistira dari serangan naga dan bertapa mencari petunjuk dewa untuk menjawab kegelisahan hatinya agar mendapatkan ketenangan jiwa. Pertemuannya dengan Batara Guru menguji kerendahan hati Arjuna dengan memberikan tugas untuk membunuh raksasa Niwata kawaca.


Tari Golek Ayun-ayun

Tarian ini menceritakan tentang gadis-gadis yang baru menginjak dewasa, dimana mereka sedang senang-senangnya bersolek mempercantik diri. Kostum serta riasan yang dipakai menambah cantik penampilan para penari sehingga terlihat seperti bidadari. Gerakannya pun sangat gemulai dan lembut. Biasanya tari Golek Ayun-Ayun ini ditampilkan dalam upacara penyambutan dan upacara pernikahan.

c.       Tata Cara Pernikahan

·         Nontomi

Nontoni adalah upacara untuk melihat calon pasangan yang akan dikawininya. Dimasa lalu orang yang akan nikah belum tentu kenal terhadap orang yang akan dinikahinya, bahkan terkadang belum pernah melihatnya, meskipun ada kemungkinan juga mereka sudah tahu dan mengenal atau pernah melihatnya.
Agar ada gambaran siapa jodohnya nanti maka diadakan tata cara nontoni. Biasanya tata cara ini diprakarsai pihak pria. Setelah orang tua si perjaka yang akan diperjodohkan telah mengirimkan penyelidikannya tentang keadaan si gadis yang akan diambil menantu. Penyelidikan itu dinamakan dom sumuruping banyu atau penyelidikan secara rahasia. Setelah hasil nontoni ini memuaskan, dan siperjaka sanggup menerima pilihan orang tuanya, maka diadakan musyawarah diantara orang tua / pinisepuh si perjaka untuk menentukan tata cara lamaran.

·         Lamaran
Melamar artinya meminang, karena pada zaman dulu diantara pria dan wanita yang akan menikah terkadang masih belum saling mengenal, jadi hal ini orang tualah yang mencarikan jodoh dengan cara menanyakan kepada seseorang apakah puterinya sudah atau belum mempunyai calon suami. Dari sini bisa dirembug hari baik untuk menerima lamaran atas persetujuan bersama.
Upacara lamaran: Pada hari yang telah ditetapkan, datanglah utusan dari calon besan yaitu orang tua calon pengantin pria dengan membawa oleh-oleh. Pada zaman dulu yang lazim disebut Jodang ( tempat makanan dan lain sebagainya ) yang dipikul oleh empat orang pria. Makanan tersebut biasanya terbuat dari beras ketan antara lain : Jadah, wajik, rengginan dan sebagainya. Menurut naluri makanan tersebut mengandung makna sebagaimana sifat dari bahan baku ketan yang banyak glutennya sehingga lengket dan diharapkan kelak kedua pengantin dan antar besan tetap lengket (pliket,Jawa). Setelah lamaran diterima kemudian kedua belah pihak merundingkan hari baik untuk melaksanakan upacara peningsetan. Banyak keluarga Jawa masih melestarikan sistem pemilihan hari pasaran pancawara dalam menentukan hari baik untuk upacara peningsetan dan hari ijab pernikahan.

·         Peningsetan
Kata peningsetan adalah dari kata dasar singset (Jawa) yang berarti ikat, peningsetan jadi berarti pengikat. Peningsetan adalah suatu upacara penyerahan sesuatu sebagai pengikat dari orang tua pihak pengantin pria kepada pihak calon pengantin putri. Menurut tradisi peningset terdiri dari : Kain batik, bahan kebaya, semekan, perhiasan emas, uang yang lazim disebut tukon ( imbalan) disesuaikan kemampuan ekonominya, jodang yang berisi: jadah, wajik, rengginan, gula, teh, pisang raja satu tangkep, lauk pauk dan satu jenjang kelapa yang dipikul tersendiri, satu jodoh ayam hidup. Untuk menyambut kedatangan ini diiringi dengan gending Nala Ganjur . Biasanya penentuan hari baik pernikahan ditentukan bersama antara kedua pihak setelah upacara peningsetan.

·         Upacara Tarub
Tarub adalah hiasan janur kuning ( daun kelapa yang masih muda ) yang dipasang tepi tratag yang terbuat dari bleketepe ( anyaman daun kelapa yang hijau ). Pemasangan tarub biasanya dipasang saat bersamaan dengan memandikan calon pengantin ( siraman, Jawa ) yaitu satu hari sebelum pernikahan itu dilaksanakan.
Untuk perlengkapan tarub selain janur kuning masih ada lagi antara lain yang disebut dengan tuwuhan. Adapun macamnya :
Dua batang pohon pisang raja yang buahnya tua/matang.
Dua janjang kelapa gading ( cengkir gading, Jawa )
Dua untai padi yang sudah tua.
Dua batang pohon tebu wulung ( tebu hitam ) yang lurus.
Daun beringin secukupnya.
Daun dadap srep.
Tuwuhan dan gegodongan ini dipasang di kiri pintu gerbang satu unit dan dikanan pintu gerbang satu unit ( bila selesai pisang dan kelapa bisa diperebutkan pada anak-anak ) Selain pemasangan tarub diatas masih delengkapi dengan perlengkapan-perlengkapan sbb. (Ini merupakan petuah dan nasehat yang adi luhung, harapan serta do’a kepada Tuhan Yang Maha Kuasa ) yang dilambangkan melalui:
1. Pisang raja dan pisang pulut yang berjumlah genap.
2. Jajan pasar
3. Nasi liwet yang dileri lauk serundeng.
4. Kopi pahit, teh pahit, dan sebatang rokok.
5. Roti tawar.
6. Jadah bakar.
7. Tempe keripik.
8. Ketan, kolak, apem.
9. Tumpeng gundul
10. Nasi golong sejodo yang diberi lauk.
11. Jeroan sapi, ento-ento, peyek gereh, gebing
12. Golong lulut.
13. Nasi gebuli
14. Nasi punar
15. Ayam 1 ekor
16. Pisang pulut 1 lirang
17. Pisang raja 1 lirang
18. Buah-buahan + jajan pasar ditaruh yang tengah-tengahnya diberi tumpeng kecil.
19. Daun sirih, kapur dan gambir
20. Kembang telon (melati, kenanga dan kantil)
21. Jenang merah, jenang putih, jenang baro-baro.
22. Empon-empon, temulawak, temu giring, dlingo, bengle, kunir, kencur.
23. Tampah(niru) kecil yang berisi beras 1 takir yang diatasnya 1 butir telor ayam mentah, uang logam, gula merah 1 tangkep, 1 butir kelapa.
24. Empluk-empluk tanah liat berisi beras, kemiri gepak jendul, kluwak, pengilon, jungkat, suri, lenga sundul langit
25. Ayam jantan hidup
26. Tikar
27. Kendi, damar jlupak (lampu dari tanah liat) dinyalakan
28. Kepala/daging kerbau dan jeroan komplit
29. Tempe mentah terbungkus daun dengan tali dari tangkai padi ( merang )
30. Sayur pada mara
31. Kolak kencana
32. Nasi gebuli
33. Pisang emas 1 lirang
Masih ada lagi petuah-petuah dan nasehat-nasehat yang dilambangkan melalui : Tumpeng kecil-kecil merah, putih,kuning, hitam, hijau, yang dilengkapi dengan buah-buahan, bunga telon, gocok mentah dan uang logam yang diwadahi diatas ancak yang ditaruh di:
1. Area sumur
2. Area memasak nasi
3. Tempat membuat minum
4. Tarub
5. Untuk menebus kembarmayang ( kaum )
6. Tempat penyiapan makanan yanh akan dihidangkan.
7. Jembatan
8. Prapatan.
5. Nyantri
Upacara nyantri adalah menitipkan calon pengantin pria kepada keluarga pengantin putri 1 sampai 2 hari sebelum pernikahan. Calon pengantin pria ini akan ditempat kan dirumsh saudara atau tetangga dekat. Upacara nyantri ini dimaksudkan untuk melancarkan jalannya upacara pernikahan, sehingga saat-saat upacara pernikahan dilangsungkan maka calon pengantin pria sudah siap ditempat sehingga tidak merepotkan pihak keluarga pengantin putri.

·         Upacara Siraman

Siraman dari kata dasar siram ( Jawa ) yang berarti mandi. Yang dimaksud dengan siraman adalah memandikan calon pengantin yang mengandung arti membershkan diri agar menjadi suci dan murni. Bahan-bahan untuk upacara siraman :
Kembang setaman secukupnya
Lima macam konyoh panca warna ( penggosok badan yang terbuat dari beras kencur yang dikasih pewarna)
Dua butir kelapa hijau yang tua yang masih ada sabutnya.
Kendi atai klenting
Tikar ukuran ½ meter persegi
Mori putih ½ meter persegi
Daun-daun : kluwih, koro, awar-awar, turi, dadap srep, alang-alang
Dlingo bengle
Lima macam bangun tulak ( kain putih yang ditepinnya diwarnai biru)
Satu macam yuyu sekandang ( kain lurik tenun berwarna coklat ada garis-garis benang kuning)
Satu macam pulo watu (kain lurik berwarna putih lorek hitam), 1 helai letrek ( kain kuning), 1 helai jinggo (kain merah).
Sampo dari londo merang ( air dari merang yang dibakar didalam jembangan dari tanah liat kemudian saat merangnya habis terbakar segera apinya disiram air, air ini dinamakan air londo)
Asem, santan kanil, 2meter persegi mori, 1 helai kain nogosari, 1 helai kain grompol, 1 helai kain semen, 1 helai kain sidomukti atau kain sidoasih
Sabun dan handuk.
Saat akan melaksanakan siraman ada petuah-petuah dan nasehat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
Tumpeng robyong
Tumpeng gundul
Nasi asrep-asrepan
Jajan pasar, pisang raja 1 sisir, pisang pulut 1 sisir, 7 macam jenang
Empluk kecil ( wadah dari tanah liat) yang diisi bumbu dapur dan sedikit beras
1 butir telor ayam mentah
Juplak diisi minyak kelapa
1 butir kelapa hijau tanpa sabut
Gula jawa 1 tangkep
1 ekor ayam jantan
Untuk menjaga kesehatan calon pengantin supaya tidak kedinginan maka ditetapkan tujuh orang yang memandikan, tujuh sama dengan pitu ( Jawa ) yang berarti pitulung (Jawa) yang berarti pertolongan. Upacara siraman ini diakhiri oleh juru rias ( pemaes ) dengan memecah kendi dari tanah liat.
·         Midodareni

Midodareni berasal dari kata dasar widodari ( Jawa ) yang berarti bidadari yaitu putri dari sorga yang sangat cantik dan sangat harum baunya. Midodareni biasanya dilaksanakan antara jam 18.00 sampai dengan jam 24.00 ini disebut juga sebagai malam midodareni,­­ calon penganten tidak boleh tidur.
Saat akan melaksanakan midodaren ada petuah-petuah dan nasehat serta doa-doa dan harapan yang di simbulkan dalam:
Sepasang kembarmayang ( dipasang di kamar pengantin )
Sepasang klemuk ( periuk ) yang diisi dengan bumbu pawon, biji-bijian, empon-empon dan dua helai bangun tulak untuk menutup klemuk tadi
Sepasang kendi yang diisi air suci yang cucuknya ditutup dengan daun dadap srep ( tulang daun/ tangkai daun ), Mayang jambe (buah pinang), daun sirih yang dihias dengan kapur.
Baki yang berisi potongan daun pandan, parutan kencur, laos, jeruk purut, minyak wangi, baki ini ditaruh dibawah tepat tidur supaya ruangan berbau wangi.
Adapun dengan selesainya midodareni saat jam 24.00 calon pengantin dan keluarganya bisa makan hidangan yang terdiri dari :
Nasi gurih
Sepasang ayam yang dimasak lembaran ( ingkung, Jawa )
Sambel pecel, sambel pencok, lalapan
Krecek
Roti tawar, gula jawa
Kopi pahit dan teh pahit
Rujak degan
Dengan lampu juplak minyak kelapa untuk penerangan ( jaman dulu)

·         Upacara Langkahan

Langkahan berasal dari kata dasar langkah (Jawa) yang berarti lompat, upacara langkahan disini dimaksudkan apabila pengantin menikah mendahului kakaknya yang belum nikah , maka sebelum akad nikah dimulai maka calon pengantin diwajibkan minta izin kepada kakak yang dilangkahi.

·         Upacara Ijab

Ijab atau ijab kabul adalah pengesahan pernihakan sesuai agama pasangan pengantin. Secara tradisi dalam upacara ini keluarga pengantin perempuan menyerahkan / menikahkan anaknya kepada pengantin pria, dan keluarga pengantin pria menerima pengantin wanita dan disertai dengan penyerahan emas kawin bagi pengantin perempuan. Upacara ijab qobul biasanya dipimpin oleh petugas dari kantor urusan agama sehingga syarat dan rukunnya ijab qobul akan syah menurut syariat agama dan disaksikan oleh pejabat pemerintah atau petugas catatan sipil yang akan mencatat pernikahan mereka di catatan pemerintah.

·         Upacara Panggih
Panggih ( Jawa ) berarti bertemu, setelah upacara akad nikah selesai baru upacara panggih bisa dilaksanaakan,. Pengantin pria kembali ketempat penantiannya, sedang pengantin putri kembali ke kamar pengantin. Setelah semuanya siap maka upacara panggih dapat segera dimulai. Untuk melengkapi upacara panggih tersebut sesuai dengan busana gaya Yogyakarta dengan iringan gending Jawa:
1. Gending Bindri untuk mengiringi kedatangan penantin pria
2. Gending Ladrang Pengantin untuk mengiringi upacara panggih mulai dari balangan ( saling melempar ) sirih, wijik ( pengantin putri mencuci kaki pengantin pria ), pecah telor oleh pemaes.
3. Gending Boyong/Gending Puspowarno untuk mengiringi tampa kaya (kacar-kucur), lambang penyerahan nafkah dahar walimah. Setelah dahar walimah selesai, gending itu bunyinya dilemahkan untuk mengiringi datangnya sang besan dan dilanjutkan upacara sungkeman


Tugas 1

ILMU SOSIAL DASAR
1. PENGERTIAN
Ilmu Sosial Dasar adalah ilmu pelajaran yang mempelajari atau menelaah tentang masalah-masalah sosial di dalam sebuah masyarakat yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah manusia, dan untuk menjawab berbagai tantangan dan persoalan dalam kehidupan lahirlah berbagai cabang ilmu pengetahuan.
2. TUJUAN ISD
       Tujuan umum diselenggarakannya mata kuliah ISD adalah pembentukan dan pengembangan kepribadian serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan, dan pemikiran mengenai berbagai gejala yang ada dan timbul dalam lingkungan, khususnya gejala berkenalan dengan masyarakat dan orang lain, agar daya tanggap, presepsi, dan pengenalan berkenaan dengan lingkungan sosial dapat dipertajam.
       Tujuan khusus :
a.     Memahami dan menyadari adanya kegiatan-kegiatan sosial dan masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat
b.     Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha menanggulanginya
c.      Menyadari bahwa setiap masalah sosial yang timbul dalam masyarakat selalu bersifat kompleks
d.     Memahami jalan pikiran para ahli dalam dalam bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat
3. Kelompok Ilmu Pengetahuan
Berdasarkan sumber filsafat yang dianggap sebagai Ibu dari Ilmu Pengetahuan, maka Ilmu Pengetahuan dapat dikelompokan menjadi tiga :
a.      Natural Sciences (Ilmu-ilmu Alamiah), meliputi : Fisika, Kimia, Astronomi, Biologi, dan lain-lain. Ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah, caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas
b.      Sosial Sciences (Ilmu-ilmu Sosial), terdiri dari : Sosiologi, Ekonomi, Politik Antropologi, Sejarah, Psikologi, Geografi, dan lain-lain. Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah
c.       Humanities (Ilmu-ilmu Budaya), meliputi : Bahasa, Agama, Kesustrasaan, Kesenian, dan lain-lain. Ilmu-ilmu budaya bertujuan untuk memahami dan mencari arti dari kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan-kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti
4. Perbedaan Antara ISD dan IPS
Perbedaan antara ISD dan IPS :
a.      Ilmu Sosial Dasar diberikan di Perguruan Tinggi, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diberikan di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjut
b.      Ilmu Sosial Dasar merupakan satu mata kuliah tunggal, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan merupakan kelompok dari sejumlah mata pelajaran (bagi Sekolah Lanjut)
c.       Ilmu Sosial Dasar diarahkan kepada pembentukan sikap dan kepribadian, sedangkan Ilmu Pengetahuan Sosial diarahkan kepada pembentukan pengetahuan dan ketrampilan intelektual

PENDUDUK, MASYARAKAT, DAN KEBUDAYAAN
1. Faktor-faktor Demografi yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
       Demografi adalah ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan manusia. Terdapat 3 faktor utama terjadinya demografi, yaitu :
a.      Kelahiran (Fertilitas)
b.      Kematian (Mortalitas)
c.       Perpindahan (Migrasi)
2. Macam-macam Migrasi
       Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ketempat yang lain. Terdapat 2 macam migrasi, yaitu migrasi internasional dan migrasi nasional
a.      Migrasi Internasional dibagi menjadi 3, yaitu :
Ø  Imigrasi, yaitu masuknya penduduk ke suatu negara
Ø  Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk ke negara lain
Ø  Remigrasi, yaitu kembalinya penduduk ke negara
b.      Migrasi Nasional dibagi menjadi 4, yaitu :
Ø  Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota
Ø  Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau ke pulau
Ø  Rulalisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa
Ø  Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk dari tempat yang tidak aman ke tempat aman
3. Struktur Penduduk
       Komposisi penduduk adalah dimana suatu negara yang mempunyai wilayah yang luas dan memiliki banyak penduduk di dalam suatu negara tersebut, dari banyaknya penduduk tersebut akan dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu seperti umur, jenis kelamin, mata pencaharian, dan tempat tinggal.
       Struktur penduduk terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
a.      Piramida Penduduk Muda, piramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sering berkembang. Jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian. Bentuk piramida ini umumnya kita lihat pada negara-negara yang berkembang, contoh : India, Brazil, Indonesia, Malaysia, Filipina, an lain-lain

b.      Piramida Stationer, bentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tingg. Piramida penduduk yang bersifat sistem ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda, Skandinavia, negara Eropa Barat, dan lain-lain 

c.       Piramida Penduduk Tua (Construktive), bentuk piramida penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat dan tingkat kematian yang sangat kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin laki-laki besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Negara yang piramida penduduknya benbentuk seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia, Perancis, AS, dan lain-lain

4. Perkembangan Kebudayaan di Indonesia
Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan budaya di Indonesia mengalami naik turun. Memang pada awalnya masyarakat Indonesia mempunyai banyak peninggalan kebudayaan yang ditinggalkan oleh nenek moyang terdahulu. Akan tetapi, akhir-akhir ini kebudayaan tersebut mulai terlupakan seiring dengan munculnya kebudayaan yang lebih modern. Semakin majunya arus globalisasi juga membuat rasa cinta terhadap kebudayaan sendiri berkurang, dan hal tersebut berdampak tidak baik terhadap budaya di Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang masuk ke Indonesia juga dapat menghilangkan kebudayaan asli Indonesia. Apabila budaya asing masuk ke Indonesia, dan tidak ada lagi kesadaran dari masyarakat untuk mempertahankan dan melestarikannya, maka dapat dipastikan masyarakat Indonesia tidak akan dapat lagi melihat kebudayaan Indonesia kedepan.
Akan tetapi tidak semuanya berdampak negatif, dengan semakin majunya arus globalisasi, semakin maju dalam bidang teknologi. Adanya kemajuan dalam bidang teknologi dan peralatan hidup, masyarakat pada saat ini dapat bekerja secara cepat dan efisien karena adanya peralatan yamg mendukungnya sehingga dapat mengembangkan usahanya dengan lebih baik lagi. Dengan demikian, perkembangan budaya di Indonesia memiliki dampak positif dan negatif.


5. Kebudayaan Barat
Kebudayaan Barat adalah sebuah kebudayaan yang dipromosikan lewat globalisasi. Sebuah kebudayaan yang ternyata bersifat kontradiktif antara unsur kebudayaan yang satu dengan yang lainnya. Kebudayaan Barat dikatakan kontradiktif, karena beberapa hal yaitu:
Adanya usaha pengeliminiran antar unsur kebudayaan. Kondisi ini dapat dilihat dari peperangan yang terjadi antara keyakinan dengan sains, keyakinan dengan filsafat, keyakinan dengan seni, keyakinan dengan ekonomi, politik dengan moralitas, moralitas dengan ekonomi, dan lain-lain. Dapat dilihat,  suatu hal yang umum diketahui bahwa kondisi tersebut wajar terjadi. Dan bahkan kerap digeneralisir kepada seluruh kebudayaan yang ada di seluruh pelosok bumi. Sehingga muncul anggapan yang naif akibat pencitraan dan kegelapan mata, bahwa sangat sulit untuk menyatukan atau menghentikan peperangan tersebut.
Inilah penyebab yang mungkin membuat Barat membuat sebuah mekanisme pelumpuhan kemampuan mendominasi atau menyerang kepada unsur kebudayaan lain. Lewat pencitraan bahwa di balik segala sesuatu ada kekuasaan, relativitas kebenaran, teologi global, pluralisme agama, anarkis metodologis, Hak Asasi Manusia, dan masih banyak lainnya. Dan usaha tersebut sudah menampakkan pengaruhnya dalam kehidupan seluruh manusia yang terjangkau oleh globalisasi.
Kebudayaan barat dibangun dengan semangat Yunani dengan Filsafat sebagai “teologi”, demokrasi sebagai sistem politik, protestan sebagai keyakinan tanpa ibadah (deisme), sekulerisme sebagai alat potong dan pelumpuhan intervensi dari pihak manapun. Kebudayaan Barat lahir bukan dari prinsip yang utuh dan meliputi, akan tetapi bersifat parsial dan tidak dapat dihubungkan atau bertentangan, maka dari hal tersebut akan terjadi isolasi maupun perperangan.

Mengisolasi atau isolasi unsur kebudayaan yang satu dengan yang lain, sebenarnya merupakan konsekuensi dari eklektis-kontradiktifnya kebudayaan Barat, karena unsur-unsur kebudayaannya tidak berhubungan bahkan bertentangan satu sama lain. Usaha untuk mengisolasi ini adalah sebuah hal yang sudah kita ketahui, lewat ungkapan-ungkapan, seperti seni untuk seni (seni murni), sains untuk sains, politik untuk politik, ekonomi untuk ekonomi, dan hukum untuk hukum.

Tulisan 2

BENTUK-BENTUK KEKELUARGAAN

Keluarga dibagi menjadi beberapa bentuk menurut garis keturunan, jenis perkawinan, pemukiman, jenis anggota keluarga dan kekuasaan.
·       Berdasarkan Garis Keturunan
ü Patrilinear adalah keturunan sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui garis jalur ayah. Penganut garis keturunan patrilinear adalah Bangsa Arab, Suku Rejang dan Suku Batak.
ü Matrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. Penganut garis keturunan matrilinear adalah Suku Indian di Apache Barat, Suku Khasi di Meghalaya (India Timur Laut), Suku Nakhi di Provinsi Sichuan dan Yunnan (Tiongkok), Suku Minangkabau di Sumatera Barat, Penduduk Asli Amerika Serikat (Suku Navajo, sebagian besar Suku Pueblo, Suku Crow, dan lain-lain), dan beberapa suku kecil di Kepulauan Asia Pasifik.
·       Berdasarkan Jenis Perkawinan
ü Monogami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dan seorang isteri.
ü Poligami adalah keluarga dimana terdapat seorang suami dengan lebih dari satu isteri
·       Berdasarkan Pemukiman
ü Patrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga sedarah suami. Penganut pemukiman patrilokal adalah Madura, Pakistan-Indonesia, Suku Gayo (Aceh).
ü Matrilokal adalah pasangan suami istri, tinggal bersama atau dekat dengan keluarga satu istri. Penganut pemukiman matrilokal adalah Suku Aceh, Minangkabau, Suku Gayo, Orang Peranakan.
ü Neolokal  adalah pasangan suami istri, tinggal jauh dari keluarga suami maupun istri.
·       Berdasarkan Jenis Anggota Keluarga
Bentuk-bentuk keluarga menurut Goldenberg (1980) ada sembilan macam bentuk keluarga, diantaranya :
ü Keluarga Inti (nuclear family), merupakan keluarga yang terdiri dari suami, isteri serta anak-anak kandung
ü Keluarga Besar (extended family), merupakan keluarga yang disamping terdiri dari suami, isteri dan anak-anak kandung, juga sanak saudara lainnya, baik menurut garis vertikal (ibu, bapak, kakek, nenek, mantu, cucu, cicit) maupun menurut garis horizontal (kakak, adik, ipar) yang berasal dari pihak suami atau pihak isteri.
ü Keluarga Campuran (blended family), merupakan keluarga yang terdiri dari suami, isteri, anak-anak kandung serta anak-anak tiri.
ü Keluarga Menurut Hukum Umum (common law family), merupakan keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang tidak terikat dalam perkawinan sah serta anak-anak mereka yang tinggal bersama.
ü Keluarga Orang Tua Tunggal (single parent family), merupakan keluarga yang terdiri dari pria dan wanita, mungkin karena bercerai, cerpisah, ditinggal mati ataupun belum pernah menikah, serta anak-anak mereka tinggal bersama.
ü Keluarga Hidup Bersama (commune family), merupakan keluarga yang terdiri dari pria, wanita dan anak-anak yang tinggal bersama, berbagi hak, dan tanggung jawab serta memiliki kekayaan bersama.
ü Keluarga Serial (serial family), merupakan keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin telah punya anak, tetapi kemudian bercerai dan masing-masing menikah lagi serta memiliki pasangan masing-masing, tetapi semua menganggap satu keluarga.
ü Keluarga Gambungan atau Komposit (composite family), merupakan keluarga yang terdiri dari suami dan beberapa isteri dan anak-anaknya (poliandri) atau isteri dengan beberapa suami dan anak-anaknya (poligini) yang hidup bersama.
ü Keluarga Tinggal Bersama (cohabitation family), merupakan keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada ikatan perkawinan yang sah.
·       Berdasarkan Kekuasaan
ü Patriakal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah dipihak ayah.
ü Matrikal adalah keluarga yang dominan dan memegang kekuasaan dalam dalam keluarga adalah pihak ibu.
ü Equalitarium adalah keluarga yang memegang kekuasaan adalah ayah dan ibu.

PERAN MAHASISWA DALAM SOSIALISASI

Mahasiswa adalah generasi muda Indonesia. Sebagai subyek mahasiswa adalah mereka yang telah dibekali ilmu dan kemampuan serta landasan untuk dapat mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa, dalam rangka kehidupan berbangsa bernegara serta pembagunan nasional. Sebagai obyek mahasiswa adalah mereka yang masih memerlukan bimbingan yang mengarahkan kepada pertumbuhan potensi menuju ke tingkat yang maksimal dan belum dapat mandiri secara fungsional di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta pembangunan nasional.
Mahasiswa atau pemuda harus bisa bersosialisasi, karna proses sosialisasi yang membuat seseorang menjadi tau bagaimana mestinya ia bertingkah lakudi tengah-tengah masyarakat dan di lingkungan kebudayaan. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikirnya dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya. Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah oranglain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
Dengan adanya sosialisasi seseorang mempunyai keterampilan yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat, mampu membuat seseorang bertingkah laku secara selaras  dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.