INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT
1. Pengertian Individu
Individu berasal dari
kata latin “individuum” yang artinya
tak berbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu bukan berarti manusia sebagai
keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas
yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen.
Individu
menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu
sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh
kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
a.
Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat
membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat
yang sama
b. Rasa, merupakan perasaan manusia yang
dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan
yang menyangkut dengan keindahan
c.
Rasio atau akal pikiran,
merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala
sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk
mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
d. Rukun atau pergaulan hidup,
merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama
lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat
membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut
masyarakat
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Individu
a. Faktor
Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota
tubuh yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat
menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada
warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada
yang memiliki karakteristik fisik yang sama.
b. Faktor
Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa
kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu
bisa berjalan dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik
juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik
dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik
pula.
c. Faktor
Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
3.
Pengertian
Keluarga
Keluarga adalah
unit/satuan masyarakat yang terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok
kecil dalam masyarakat. Kelompok ini, dalam hubungannya dalam perkembangan
individu sering dikenal dengan sebutan primary group. Kelompok inilah yang
melahirkan individu dengan berbagai macam bentuk kepribadiannya dalam
masyarakat. Tidaklah dapat dipungkiri, bahwa sebenarnya keluarga mempunyai
fungsi yang tidak hanya terbatas selaku penerus keturunan saja. Banyak hal-hal
mengenai kepribadian yang dapat dirunut dari keluarga, yang pada saat-saat
sekarang ini sering dilupakan orang. Perkembangan intelektual akan kesadaran
lingkungan seorang individu sering kali dilepaskan dan bahkan dipisahkan dengan
masalah keluarga. Hal-hal semacam inilah yang sering menimbulkan masalah-masalah
sosial, karena kehilangan pijakan. Keluarga sudah sering kali kehilangan
peranannya. Oleh karena itu adalah kebijaksanaan kalau dilihat dan dikembalikan
peranan keluarga dan proporsi yang sebenarnya dengan skala prioritas yang pas.
Keluarga pada umumnya
terdiri dari seorang individu (suami), individu lainnya (isteri) yang selalu
berusaha menjaga rasa aman dan ketentraman ketika mengahadapi segala suka duka
hidup dalam eratnya arti ikatan luhur hidup bersama.
Ada beberapa
pandangan atau anggapan mengenai keluarga :
a.
Menurut Sigmund freud, keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria
dan wanita.
b. Menurut
Addler, magligai keluarga itu
dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu berkuasa
c.
Menurut Durkheim, keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil
faktor-faktor politik, ekonomi dan keluarga
d. Menurut
Ki Hajar Dewantara, keluarga adalah
kumpulan beberapa orang yang terikat oleh satu turunan, lalu mengerti dan
merasa berdirisebagai satu gabungan yang hakiki, esensial, enak dan berkehendak
bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing
anggotanya.
4. Fungsi-fungsi Keluarga
a. Fungsi Keagamaan
Fungsi ini untuk membangun insan yang agamis yang bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa . Fungsi ini dimungkinkan untuk dijalankan oleh setiap
keluarga karena pada kenyataannya di samping agama sudah menjadi pegangan hidup
bangsa Indonesia juga adalah sebagai landasan idiil Negara kita pada sila
pertama. Contoh : Iman, taqwa, kejujuran, tenggang rasa, rajin, kesholehan ,
ketaatan, suka membantu, disiplin, sopan santun, kesabaran, kasih sayang,
tanggung jawab terhadap anak.
b. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi ini merupakan fungsi pelestarian budaya bangsa melalui keluarga dimana dari fungsi ini mencerminkan tingkah laku suatu bangsa. Contoh : gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian, kebersamaan, toleransi, kebangsaan, dan sebagainya
Fungsi ini merupakan fungsi pelestarian budaya bangsa melalui keluarga dimana dari fungsi ini mencerminkan tingkah laku suatu bangsa. Contoh : gotong royong, sopan santun, kerukunan, kepedulian, kebersamaan, toleransi, kebangsaan, dan sebagainya
c. Fungsi Cinta Kasih
Fungsi ini merupakan suatu perwujudan bahwa pada hakekatnya manusia haruslah mencintai dan mengasihi sesame anggota keluarga dan kemudian untuk mengasihi masyarakat dimana mereka berada. Contoh : empati, akrab, adil, pemaaf,, setia, pengorbanan, suka menolong, tanggung jawab.
Fungsi ini merupakan suatu perwujudan bahwa pada hakekatnya manusia haruslah mencintai dan mengasihi sesame anggota keluarga dan kemudian untuk mengasihi masyarakat dimana mereka berada. Contoh : empati, akrab, adil, pemaaf,, setia, pengorbanan, suka menolong, tanggung jawab.
d. Fungsi Perlindungan
Fungsi ini harus diciptakan rasa aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga. Contoh : aman, pemaaf, tanggap, tabah.
Fungsi ini harus diciptakan rasa aman dan nyaman dalam lingkungan keluarga. Contoh : aman, pemaaf, tanggap, tabah.
e. Fungsi Reproduksi
Fungsi ini adalah suatu fungsi yang hakiki karena manusia harus dapat melanjutkan keturunannya dan yang diharapkan adalah keturunan yang berkualitas.
Fungsi ini adalah suatu fungsi yang hakiki karena manusia harus dapat melanjutkan keturunannya dan yang diharapkan adalah keturunan yang berkualitas.
f. Fungsi Sosialisai dan Pendidikan
Fungsi yang dipersiapkan sebagai generasi yang lebih baik dengan diperkenalkan Bina Keluarga Balita.
Fungsi yang dipersiapkan sebagai generasi yang lebih baik dengan diperkenalkan Bina Keluarga Balita.
g. Fungsi Ekonomi
Upaya yang dilakukan dalam memberikan suatu kegiatan yang bersifat ekonomis yang sangat produktif untuk, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan sebagai wahana pendidikan pada keluarga . Contoh : hemat, teliti, disiplin, peduli, ulet,
Upaya yang dilakukan dalam memberikan suatu kegiatan yang bersifat ekonomis yang sangat produktif untuk, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan sebagai wahana pendidikan pada keluarga . Contoh : hemat, teliti, disiplin, peduli, ulet,
h. Fungsi Pelestarian Lingkungan
Upaya untuk melestarikan lingkungan hidup yang sejuk dan penuh keindahan yang tidak terlepas dari keberhasilan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk.
Upaya untuk melestarikan lingkungan hidup yang sejuk dan penuh keindahan yang tidak terlepas dari keberhasilan dalam pengendalian pertumbuhan penduduk.
5. Pengertian Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau kesatuan
hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan masyarakat itu
sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut serta atau
partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang istilah ilmiahnya
berinteraksi.
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan
kehidupan, norma-norma, adat istiadat yang sama-sama ditaati dalam
lingkungannya. Ada beberapa pengertian masyarakat :
a.
Menurut Selo
Sumarjan (1974), masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan
b. Menurut Koentjaraningrat (1994), masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas
yang sama.
c.
Menurut Ralph
Linton (1968), masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan mampu
membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka menganggap sebagai satu
kesatuan sosial.
d. Menurut Karl Marx, masyarakat adalah suatu struktur yang
menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya
pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi
e. Menurut Emile Durkheim, masyarakat
merupakan suau kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan
anggotanya.
f.
Menurut Paul
B. Horton & C. Hunt, masyarakat
merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu
yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama
serta melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut
6.
Golongan-golongan Masyarakat
a.
Masyarakat Sederhana, dalam lingkungan masyarakat sederhana (primitive) pola
pembagian kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja
berdasarkan jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang
adanya kelemahan dan kemampuan fisik antara seseorang wanita dan pria dalam
menghadapi tantangan-tantangan alam yang buas saat itu.
b.
Masyarakat Maju, masyarakat
maju memiliki aneka ragam kelompok sosial, atau lebih dikenal dengan sebutan
kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang berdasarkan
kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan masyarakat
maju, dapat dibedakan sebagai kelompok masyarakat non industri dan masyarakat
industri :
I. Masyarakat
Non Industri
Secara
garis besar, kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri
dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group)
dan kelompok sekunder (secondary group).
Ø Kelompok
Primer
Dalam
kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat,
lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok “face to face group”,
sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, karna itu lebih
mengenal lebih dekat, lebih akrab. Sifat interaksi dalam kelompok-kelompok
primer bersifat kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja
atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak
secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran.
Ø Kelompok
Sekunder
Antara
anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak langsung, formal, juga
kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karena itu, sifat interaksi, pembagian kerja
antar anggota kelompok diatur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional,
obyektif.
II. Masyarakat
Industr
Durkheim
mempergunakan variasi pembagian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan
masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi lebih cenderung
mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks.
Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya
(Soerjono Soekanto, 1982 : 1990).
Jika
pembagia kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat
semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan
antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal pengkhususan. Otonomi
sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau kelompok-kelompok masyarakat
industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian atau keahlian
khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas
tertentu.
PEMUDA DAN SOSIALISASI
1.
Pengertian Pemuda dan Sosialisas
Pemuda adalah golongan manusia-manusia muda yang masih
memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang lebih baik, agar dapat
melanjutkan dan mengisi pembangunan yang kini telah berlangsung, pemuda dewasa
di Indonesia ini sangat beraneka ragam, terutama bila dikaitkan dengan
kesempatan pendidikan. Pemuda identik dengan sebagai sosok individu yang
berusia produktif dan mempunyai karakter khas yang spesifik yaitu revolusioner,
optimis, berpikir maju, memiliki moralitas, dan sebagainya. Dalam pandangan islam
pemuda adalah masa keemasan manusia. Masa yang sangat berharga itu tidak boleh
terlewatkan begitu saja. Pemuda harus selalu melakukan kegiatan-kegiatan yang
bermanfaat hingga mencapai prestasi yang gemilang. Semua itu tentu tidak akan
terwujud kecuali pemuda dapat mengatur waktu dengan efektif.
Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau
transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari suatu generasi ke generasi
lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut
sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses
sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.
Berikut
pengertian sosialisasi menurut para ahli :
a.
Charlotte Buhler
Sosialisasi
adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri,
bagaimana cara hidup dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi dengan
kelompoknya.
b.
Peter Berger
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
c.
Paul B. Horton
Sosialisasi
adalah suatu proses dimana seseorang menghayati serta memahami norma-norma
dalam masyarakat tempat tinggalnya sehingga akan membentuk kepribadiannya.
d.
Soerjono Soekatno
Sosialisasi
adalah proses mengkomunikasikan kebudayaan kepada warga masyarakat yang baru.
2.
Proses Terjadinya Sosialisasi
Proses sosialisasi adalah cara-cara berhubungan orang
perseorang dan kelompok-kelompok sosial yang saling bertemu dan menentukan
sistem, serta bentuk-bentuk hubungan. Atau sebagai pengaruh timbal balik antara
berbagai segi kehidupan bersama yang mencakup berbagai aspek kehidupan.
Menurut Prof.
Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial
merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun
interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika
hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain tidak dapat
menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka
dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk
proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan-kegiatan
antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
Sedangkan menurut George
Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang dapat
dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berukut :
·
Tahap Persiapan (Preparatory
Stage)
·
Tahap Meniru (Play
Stage)
·
Tahap Siap Bertindak (Game Stage)
·
Tahap Penerimaan Norma Kolektif (Generalized Stage/Generalized Other)
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial (Social Interaction) dan sebagai syarat terjadinya aktivitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang perorang, antara kelompok manusia, maupun
antara kelompok manusia dengan orang perorang.
Pengetahuan tentang proses-proses sosial memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pengertian yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat.
Masyarakat pada umumnya mempunyai bentuk-bentuk struktural seperti : kelompok
sosial, kebudayaan, lembaga sosial, strafikasi dan kekuasaan. Kesemuanya itu
memiliki hubungan interaksi perubahan dan perkembangan masyarakat yang
mewujudkan segi dinamikanya disebabkan anggota masyarakatnya senantiasa
mengadakan hubungan satu dengan yang lain, baik dalam bentu orang perorang
maupun kelompok masyarakat.
3.
Peranan Sosial Mahasiswa dan Pemuda di Masyarakat
a.
Peran Sosial Mahasiswa Dalam Masyarakat
Peran mahasiswa dalam masyarakat sangat
penting. Tak bisa dipungkiri, mahasiswa memberikan peran penting dalam
pembangunan masyarakat. Dalam beberapa aspek kehidupan, salah satu diantaranya,
pendidikan, mahasiswa mengambil aldil yang krusial dalam terwujudnya kondisi
akademis yang dibawa ke wilayah kemasyarakatan. Ini perlu, sebagai agent of
chance, mahasiswa menjadi pihak perubahan, yang pada awalnya banyak yang tidak
diketahui, banyak yang bernilai kurang, mahasiswa memberi sesuatu yang bernilai
lebih pada masyarakat.
Di antara yang bisa kita lihat, peran
mahasiswa adalah berbaurnya mereka bersama masyarakat dalam proses pembangunan.
Para mahasiswa, sesuai jurusan mereka berupaya mengaplikasikan apa yang telah
mereka dapatkan di bangku kuliah. Sebagai contoh, ada mahasiswa yang mengambil jurusan
Pendidikan Agama Islam, dapat kita bayangkan, bahwa mereka bisa mengambil andil
penting dalam aktifitas keagamaan, seperti sebagai imam masjid atau khatib di
hari Jumat.
Di lingkungan-lingkungan masyarakat
lainnya, mahasiswa sepantasnya ada disana juga sebagai pelaku yang dianggap
oleh masyarakat. Misalnya dalam rapat menyelesaikan masalah desa atau
kelurahan. Mahasiswa mempunyai potensi untuk mengeluarkan gagasan cemerlang
sebagai bukti bahwa apa yang dipelajari di universitas memang ada manfaat lebihnya.
Karakter mahasiswapun ditilik masyarakat
sebagai hal yang baik, selama memang mahasiswa benar-benar menjalani status
sebagai seorang mahasiswa sejati. Contohnya seorang mahasiswa dididik untuk
memiliki jiwa kepemimpinan, tanggung jawab, akademis, solutif, dan berakhlak
terpuji. Bagi masyarakat mahasiswa adalah harapan. Mahasiswa harusnya adalah
titik terang untuk masa depan.
Seberapa besar peran mahasiswa menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat tergantung bagaimana mahasiswa
menyikapi diri untuk menjadi bermanfaat bagi warga sekitar mereka. Sebab tidak
semua mahasiswa benar-benar sadar akan apa yang mereka emban. Status mahasiswa
jika saja tidak dimaknai dengan baik oleh mahasiswa itu sendiri akan menjadi
hal yang akan mengubah paradigma masyarakat yang awalnya mengharapkan mahasiswa
sebagai penyelesai masalah menjadi pengganggu dalam masalah yang tak
selesai-selesai. Tentunya itu bukanlah harapan mahasiswa dan masyarakat
seutuhnya. Kesadaran adalah hal terpenting tentang bagaimana membangun negeri
ini agar bisa lebih baik dari sebelumnya.
b.
Peran Pemuda Dalam Masyarakat
Masyarakat membutuhkan peran serta pemuda untuk
kemajuan bersama. Pemuda adalah tulang punggung masyarakat. Generas tua
memiliki keterbatasan untuk memajukan bangsa. Generasi muda harus mengambil
peranan yang menentukan dalam hal ini. Dengan semangat menyala-nyala dan tekad
yang membaja serta visi dan kemauan untuk menerima perubahan yang dinamis
pemuda menjadi motor bagi pembangunan masyarakat.
Sejarah membuktikan, bahwa perubahan hampir selalu
dimotori oleh kalangan muda. Sumpah Pemuda, Proklamasi, Pemberantasan PKI,
lahirnya orde baru, bahkan peristiwa turunya diktator Soeharto dari singgasana
kepresidenan seluruhnya dimotori oleh kaum muda. Kaum muda pula yang selalu
memberikan umpan balik yang kritis terhadap pongahnya kekuasaan.
Bung Karno disebut-sebut orang yang memiliki semangat
menyala-nyala dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah, ketika beranjak
senja, beliau dianggap tidak mampu lagi meneruskan kepemimpinannya di negaga
Indonesia, demikian pula dengan banyak pemimpin lainnya. Ini menunjukan bahwa
pemuda memegang peranan yang sangat besar di dalam proses perubahan dan
pertumbuhan serta perkembangan suatu masyarakat.
Meskipun demikian, fakta membuktikan bahwa tidak semua
pemuda memiliki semangat juang yang positif. Maraknya penggunaan narkoba serta
penyalahgunaan obat-obat bius lainnya memaksa kita untuk menyadari bahwa banyak
sekali yang harus dilakukan untuk membina kaum muda agar energinya yang sangat
banyak tersalur kepada hal-hal yang positif.
Dengan demikian, dibutuhkan pembinaan yang intensif
terutama pembinaan moral agar pemuda memiliki rasa tanggung jawab untuk
membangun serta bertujuan untuk memakmurkan rakyat, tidak hanya untuk
kepentingan pribadinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar